Pada tanggal 1-5 Oktober 2017, dua orang mahasiswa perwakilan Politeknik Negeri Bandung mengikuti event S Rajaratnam Endowment – Youth Model ASEAN Conference (SRE-YMAC) yang dilaksanakan oleh Politeknik Singapore. SRE-YMAC merupakan event yang diikuti oleh delegasi-delegasi dari negara-negara di ASEAN dengan topik pembahasan mengenai kepentingan yang ada di kawasan ASEAN.
Setiap delegasi akan mendapatkan topik conference yang berbeda-beda saat mengikuti event tersebut. Dari Indonesia sendiri, salah satu peserta yaitu Muhammad Saiful Islam (D4 Teknik Informatika 2014) mendapatkan bahasan tentang Healtcare Accessibility Committee yang membahas bagaimana cara memberikan layanan kesehatan yang terjangkau untuk orang-orang yang rentan “tersakiti” seperti mereka yang berada di bawah batas kemiskinan, para imigran, dan lain-lain.
Dalam event ini terdapat 200 mahasiswa yang turut berpartisipasi, 100 mahasiswa berasal dari Singapura, dan sisanya mahasiswa dari negara ASEAN lain. Dari Indonesia sendiri terdapat 12 perwakilan mahasiswa dari perguruan tinggi yang berbeda, seperti dari Universitah Gajah Mada, Universitas Indonesia, Politeknik Ujung Pandang dan perguruan tinggi lainnya. Dari POLBAN sendiri, selain Muhammad Saiful Islam, diberangkatkan pula Atika Bestari dari Jurusan Bahasa Inggris serta Bapak Harita selaku Kepala Urusan Internasional Politeknik Negeri Bandung yang turut mendampingi kedua mahasiswa dalam mengikuti event tersebut.
Hampir selama tiga bulan waktu yang dilalui Saiful untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti event SRE-YMAC ini. Dimulai dari seleksi antar mahasiswa di POLBAN hingga seleksi dari Politeknik Singapore, dan akhirnya dinyatakan lolos untuk berpartisipasi dalam event tersebut. Event yang dilaksanakan selama 5 hari tersebut dijalani Saiful dengan penuh perjuangan karena setiap sesi fokus diskusi harus menggunakan Bahasa Inggris dengan dialek yang digunakan oleh setiap peserta berbeda-beda sehingga membuat Saiful harus lebih jeli. “Jadi setiap sesi itu melelahkan secara mental. Pernah juga terjadi deadlock, jadi semua negara tidak sepakat dengan suatu hal, sehingga di hari kedua setelah pulang dari hotel, commitee masih lanjut sampai jam 1 pagi. But all was fun dan belajar banyak dari situ.“, cerita Saiful penuh semangat.
Perjuangan selama lima hari ternyata membuahkan hasil yang manis karena akhirnya Saiful memperoleh penghargaan sebagai The Winner Of Best Position Paper Award, dimana hanya penghargaan tersebutlah yang diraih oleh Indonesia dalam event tersebut.
SRE-YMAC merupakan salah satu pengalaman terbaik bagi mahasiswa yang kini masih menjalani masa PKL-nya ini sebelum nantinya akan lulus, bekerja, dan berumah tangga. Karena dari event ini Saiful bisa memanfaatkan sisa-sisa waktunya di masa perkuliahan untuk mencari pengalaman berharga sebelum menginjak kehidupan yang lebih berat. Awalnya Saiful hanya ingin menambah pengalamannya untuk mengikuti perlombaan, namun akhirnya dari keingingannya tersebut ia dapat memperoleh penghargaan yang membanggakan untuk Indonesia.
“Coba saja mengikuti lomba-lomba seperti itu. Kalau semisal kita gagal kita ga akan rugi, karena pengalaman untuk mencoba suatu proses itu yang akan jadi mahal. Kalau sudah terbiasa dengan jiwa kompetitif, banyak meng-efek kepada cara belajar dan cara untuk memandang hidup dan semakin banyak mengikuti kegiatan, kita mempunyai pengalaman yang berbeda untuk memandang hidup. Manfaatkan waktu kuliahnya untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman tersebut, karena masa-masa ini tidak akan terulang lagi.” Pesan Saiful untuk mahasiswa lainnya.
Semoga prestasi yang sudah ditorehkan oleh Saiful dapat memotivasi mahasiswa JTK lainnya untuk terus berkarya dan berprestasi mengharumkan nama Politeknik Negeri Bandung. (AM/SR)








Foto utama: Foto Muhammad Saiful saat memperoleh penghargaan.