Tahun 2019 kabar baik datang dari alumni Jurusan Teknik Komputer dan Informatika (JTK) tepatnya prodi D4 Teknik Informatika. Muhammad Taufiq Pratama, alumni yang lulus pada tahun 2018 lalu ini mendapatkan beasiswa S2 di Kobe University, Jepang. Beasiswa ini merupakan beasiswa dari Pemerintah Jepang yaitu, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olah Raga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jepang (MEXT). Untuk mendapatkan beasiswa ini, Taufiq harus melewati beberapa tahapan seleksi yakni seleksi berkas dan proposal penelitian lalu seleksi wawancara.

Proposal penelitian yang diajukan bertema data science, yang merupakan lanjutan tugas akhir miliknya di JTK. Menurutnya, lulusan master atau PhD yang bergelut di bidang data science akan memiliki kesempatan kerja yang luas dan relatif lebih dihargai, karena itulah ia ingin melanjutkan pendidikan ke S2. “Walaupun pada akhirnya semuanya kembali lagi kepada skill dan performa masing-masing orang”, ucap alumni yang mengambil Jurusan Electronic and Electrical Engineering di Kobe University ini. Pada 1 April 2019 ia memulai kuliah pertamanya di Kobe University dan selama mengemban pendidikan disana akan dibimbing oleh Profesor Ozawa Seiichi.

Tak hanya Taufiq, di tahun inipun ada alumni JTK yang tengah menjalankan Pendidikan dengan beasiswa luar negeri. Berbeda dengan Taufiq, alumni yang bernama Rinaldy Ardyansyah Rukman ini memulai perkuliahannya pada awal 2018 di Ajou University, Korea Selatan. Ia merupakan penerima beasiswa kampus dan beasiswa penelitian dari Ajou University.

Pada 15 agustus 2017 ia berangkat ke Korea Selatan tepatnya ke Ajou University untuk mengikuti kegiatan Global Startup Program yang diadakan oleh pemerintah Korea dan Kemenristek Indonesia. Dalam kegiatan tersebut, Rinaldy mendapatkan pelatihan pengetahuan dasar dan kuliah. Ia juga memiliki tim startup dan berencana untuk fokus pada startupnya.

Pada oktober 2017, pendaftaran mahasiswa baru Ajou University dibuka, tapi ia tidak tertarik untuk melanjutkan pendidikan karena ingin fokus pada startup tersebut. Ternyata tim startupnya mendapatkan beberapa kendala dalam hal bisnis. Oleh karena itu, ia mencari cara untuk melanjutkan startup tersebut, dan akhirnya memilih untuk melanjutkan pendidikan di korea untuk tujuan mendapatkan visa tinggal di Korea.

Hal pertama yang Rinaldy lakukan adalah mendapatkan surat rekomendasi dari dosen Kobe University. Setelah itu ia mempersiapkan dokumen-dokumen yang diperlukan dan banyak dokumen yang perlu diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris. Persiapan dan pengiriman dokumen ke Negeri Ginseng ini memakan waktu sekitar 2 minggu dan akhinya tanggal 6 Desember, ia mendaftarkan dokumen tersebut untuk melanjutkan studi di Ajou University. Setelah kegiatan startup berakhir, pada 20 desember ia pulang ke tanah air.

“Pada pertengahan januari 2018, saya melakukan wawancara dengan beberapa dosen Ajou University dengan pertanyaan menarik seputar materi DDP dan Struktur data, saya dapat menjawab semua pertanyaan dengan optimis”, ucap Rinaldy. Seminggu setelahnya ia mendapat kabar bahwa telah diterima dengan resmi oleh ajou university. Pada 26 februari 2018 ia berangkat ke Korea Selatan untuk melanjutkan pendidikan. Setelah ia sampai di korea ternyata partner startupnya memilih untuk menyerah dan mendapatkan pekerjaan. Oleh karena itu ia memilih untuk fokus melanjutkan perkuliahan.

Rinaldy yang diperkirakan akan menyelesaikan studinya pada 2020, kini tengah melakukan penelitian di bidang mobile network dan machine learning tepatnya Cognitive Radio. Tujuan dari penelitiannya ini adalah untuk memilih spektrum dengan sedikit user dan mengurangi time overhead pada sensing proses. Dalam penelitiannya, ia menggunakan machine learning untuk memprediksi spektrum mana yg memiliki sedikit user primer dan memprediksi juga waktu yg diperlukan untuk sensing.

Para alumni JTK ini memang patut menjadi motivasi bagi adik-adik tingkat supaya selalu semangat untuk belajar dan bisa menyusul kedua alumni ini ke Jepang atau Korea atau bahkan ke negara lainnya. “Keberhasilan itu iterasi dari ribuan kegagalan, jadi buatlah kesalahan sebanyak-banyaknya”, begitulah pesan Muhammad Taufiq Pratama untuk adik-adik tingkat di JTK supaya tidak mudah menyerah pada kegagalan.